Perbincangan
by: Riell Riellga.-
Wajahku pias ketika aksaramu menyudutkanku
dengan hentakan yang membabi buta
dengan hentakan yang membabi buta
tak terkendali
Bukannya aku gemetar dan ketakutan
engkau mengambil satu-satunya pena
yang kumiliki
dadaku semakin berdebar ingin menghardikmu
Diantara cermin yang selalu engkau banggakan,
bukannya itu yang engkau mau
Ingin menjadi yang nomer satu,
ambillah semua keangkuhan itu
tiuplah semua dengan angin
yang benar menurutmu
Bagiku dirimu tetaplah ada,
walau adamu bukan menjadi keseriusan untukku.-
by: Riell Riellga.-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar