depa demi depa menghunus pedang tanpa warangka..
kebiasaan'nya kerenyitkan dahi penghuni jagad ilusi..
...
entahlah..
...
akupun tak tahu..
mengapa perdu itu selalu rintangi langkah'ku..
...
...
keberada'anmu masih meninggalkan jejak tetesan DARAH..
hingga pucuk daun'pun meMERAH mencibir MARAH..
achhh,,,,,
Serambi'ku berbalai ragu..
Serambi'ku berbalai ragu..
atap'ku berumbai nafsu..
pintu'ku bertirai cemburu..
aku terHAKIMI AKU..
...
...boemi...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar