Menjelang Ramadhan
---------------------------
by: Boy Refa Redo.-
Butir-butir bening dimata menetes pelan
seperti menanti rintik hujan ditandusnya padang ilalang,
seperti guratan mimpi yang menyembul dibawah kening
seperti mendamba waktu yang telah lama berlalu.
Tubuh
Ia seperti kota yang semrawut
seperti guratan mimpi yang menyembul dibawah kening
seperti mendamba waktu yang telah lama berlalu.
Tubuh
Ia seperti kota yang semrawut
yang didalamnya tempat segala carut segala marut
di mana segala cemas dan segala resah dikemas
di mana segala cemas dan segala resah dikemas
Memasuki Ramadhan,
tubuhpun kembali ditata ulang
Membuang mimpi-mimpi yang gugur,
Membuang mimpi-mimpi yang gugur,
yang ditiap-tiap helainya segala dosa menjamur
Memangkas semua yang ranggas,
yang rimbunnya segala bercak dan segala noda menghimpun.
Menjelang Ramadhan, air mata di pipi menetes perlahan
Seperti sebuah sendang yang telah lama mengering. Kerontang.
Seperti sebuah sendang yang telah lama mengering. Kerontang.
Lalu mendambakan curahan-curahan, tetesan-tetesan bening. Hujan
by: Boy Refa Redo.-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar