Jumat, 23 November 2012

Gedung Geribik - by : Hilman Darmawan



Gedung Geribik
by : Hilman Darmawan

Ya
Kenyataan ini terasa pahit dan memilukan
Sejak zaman portugis datang kemudian nica lalu inggris lalu jepang
kemudian sekutu kemudian amerika
kemudian yang lainnya – kemudian yang lainnya
memberitakan tentang rasa pahit
seragam

malah belakangan ini kenyataan itu
berkali-kali lipat lebih berasa pahit memilukan
dibanding dengan dahulu
karena mewariskan bisa lebih modern
sebab mutakhir

semua sisi selalu menjadi sorotan dan incaran
yang akan menjadi bahan mencari tambahan
di control dari jarak jauh
kenyataan semakin terpojok dengan kepahitannya
pahit semakin besar kepala dengan kemutakhirannya

sementara
setempel tetap menjadi symbol bak stempelnya
meskipun mereka tidak lah seorang
adalah cairan tinta yang setia dan sigap selalu menemani
kapanpun di butuhkan
jika kenyataannya itu di katakan seperti tadi,
maka apakah pahit itu sendiri
tidak pernah mengetahui bahwa dirinya berasa pahit
apakah pahit itu tidak memiliki indera pengecap
apakah pahit itu semacam mahluk jahat yang tidak memiliki nurani

kenyataan pun sakit-sakitan
mau di opname tidak punya uang
SKTM susah di jangkau
Rumah Sakit menjadi kebanggaan orang-orang kaya
Kenyataan cuma bisa tidur-tiduran di atas bale-bale bamboo
Sipahit terus-terusan menindih
Sipahit terus-terusan membentur-bentur sembarang masalah
Sipahit terus-terusan mengejek sembarang umpat

tempat sepundak membantu meredakan
sekepala cukup memecahkan
setangan jauh meringankan

kenyataan menangis tersedu-sedu seorang diri
tabah menanti azal bertandang
didalam kamarnya yang seukur kandang ayam.-

*  *   *

2810.12.-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar