Sukma Perindu
by: Jo Prasetyo.-
Maafkan sayang
aku lupa,
bahwa aku pernah menyulut bara rindu di dadamu
meski hingga kini
hangat bibirmu masih kurasakan di tiap detik
yang singgah di serambi hari
Ku kira,
telah kau kubur sisa kenangan silam
tentang perseteruan bintang dan rembulan
yang saling cemburu pada tetes embun
di penghujung malam
hingga mimpi jadi tirai kemesraan
peluk dan kecup diantaranya
sementara tatap mata, kian lantang
berteriak di lenjang hari mengiris waktu
Entahlah,
apakah kejora masih suka berpijar
dan mengikatkan sinarnya pada julangan kelam
agar tak lepas bayangan hati di pelupuk muram
sedangkan kau dan aku tahu,
bahwa bara rasa adalah ketidakberdayaan nurani
yang tak bisa di abaikan,
meski perlahan padam
Maka,
biarkan tiap-tiap pertemuan di kerangka malam
jadi kenangan dan rujukan jiwa
agar mampu mengeja risalah hati, pun pikiran
dengan kejujuran...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar