CATATAN ELYZA
by: Boy Refa Redo
Dipersimpangan jalan
pada waktu yang kian membungkam
asa semakin samar
dan jauh saat hendak direngkuh.
Bertumpuk tanya
datang berduyun
hingga meriuh
yang melahirkan serimbun keluh.
Di pagi lalu
masih terdengar merdu
kicauan burung-burung
sambut-menyambut
melarut dalam kabut
yang setipis selaput,
pada batang rumput-rumput
bulir-bulir embun manja bergelayut.
Semalam,
kita duduk saling berhadapan,
saling tatap, saling berdiam,
sementara gemuruh menebar gaduh.
Di hati; sebening telaga meluruh
pada warna-warna yang keruh.
Masih jelas membayang dalam ingat
ketika hitam rambutmu kubelai,
sepuisi rindu kau untai,
kau rangkai, kau urai,
di hatiku yang lama terabai.
Elyza, cukuplah sudah
Tamasyia kita ke puncak-puncak resah,
ke bukit-bukit gundah,
kepulau-pulau entah.
Segala cemas,
segala gelisah,
pun tak usah lagi kau kemas.
Aku masih disini
berdiri pada satu arah
yang menujunya adalah kamu. Elyza.
2809'12.-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar