PERJUANGAN TULUS SEORANG IBU
by: Boy Refa Redo
Si Ibu yang baru saja kehilangan suaminya berjalan tertatih-tatih diterik matahari yang memanggang,
menyusuri ruas-ruas jalan berliku dan karang terjal kehidupan,
membuat ia tampak lebih tua dari usia yang sebenarnya.
Di hari-harinya yang letih memikul beban, menjajakan penganan yang ia taruh diatas kepala, dengan tampah besar yang ia gunakan sekalian sebagai pelindungnya dari sengatan.
Membuat ia semakin mengerti jika hidup adalah perjalanan jauh tanpa pernah ia tahu di mana letak ujungnya.
Si Ibu dengan cintanya yang tak pernah habis diserap duka, ditelan zaman, dan didera derita.
Dengan lembut yang teramat sabar berjuang sendirian. Melawan ombak, menahan badai yang berlarian kencang ke arahnya.
Demi si buah hati yang ia sayang sampai mati,
demi si anak yang ia dambakan hidupnya enak, kelak.
Si Ibu tak akan pernah menyesal meski ayunan langkahnya lemah bergetar.
Ia ikhlas, sendirian menanggung beban dan ia tulus melakukan.
Siang tinggal sisa, dan sore menyambut dengan sayap teduhnya.
Di bawah pohon mahoni yang daun-daunya rindang ia melepas lelah,
seulas senyum hadir dibibirnya yang merekah.
"Alhamdulillah hari ini sungguh berkah, semua penganan yang di tampah habis sudah."
Anakku nanti malam ibu belikan sepatu yang baru buat sekolah.
Tanpa ia sadari airmata menetes pelan di pipinya, teringat anaknya sekolah memakai sepatu yang tapaknya sudah terbelah-belah.
Selesai melepas lelah iapun berbenah,
lalu melangkah pulang menuju rumah.
****
Sungguh mulianya hatimu ibu.
Sahabatku semua sayangilah, rawatlah, jagalah dengan lembut Ibu.
Dan jangan pernah sakiti hatinya. Salam.
Origynal By : Boy Refa Redo
1609'12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar