Di sepertiga senja
di rinai gerimis yang mulai mereda
Lamunan ini mengelana menujumu
nun jauh di sana..
Yang aku rindu..
kata suara hati ditepian senja
di dada dia meronta..
Yang aku rindu..
kata suara hati di penghujung senja
di dada dia bergelora..
Yang aku rindu..
kata suara hati mendesah terbata
di dada dia mengembara..
Yang aku rindu..
di sepertiga senja di rinai gerimis
yang mulai mereda
Rindupun berkaca...
by. Budhi muliansyah
Minggu, 15 April 2012
JEJAK by.Refdinal Kelana Mimpi
Kau layangkan sebuah malam, ketika aku terkunci merapat diam
lalu lalang yang menghimpit, lambaian daun daun di persinggahan
Aku kehilangan bentuk sejenak dalam wujud.
Kita menepikan sauh untuk sebuah renung yang menenung
Lalu menggaris pasir-pasir di pantai mengenduskan bila
tanda-tanda tak lagi mati
Atau pulau ini tak kan pernah ada penghuni
Tapi bagaimana kau akan membagi nafas
Bila sesak menyebak Biru mengungkung haru
sedang hamparan masih sehijau lahan tuk bertanam
kenangan di sini telah bermukim
helaian pucuk ilalang, dan buliran bernas rumput-rumput padi
aku menanti kau di ujung pematang saat senja mulai merapat
di sela-sela dangau
Kita mengetuk, dan sejenak melengkapi temaram langit
dengan ungu dan merah muda
Biar saja bila lukisan tua itu masih menggantung
hanya sedikit debu dan selembut raih tangan
semua akan kembali terpajang dan menayang
Tentu, kita akan selalu begitu akrab dengan jajak
Mengenangkan saat angin dan rangkul di beranda
dan petikan puisi cinta menghinggap
terlipat rapi di buku-buku hari
hingga mentari kembali tersenyum
mengaltarkan serangkai mimpi yang masih terpesankan
Dalam lelap dan jejak sejenak gemuruh riuh telah terjinakkan.
lalu lalang yang menghimpit, lambaian daun daun di persinggahan
Aku kehilangan bentuk sejenak dalam wujud.
Kita menepikan sauh untuk sebuah renung yang menenung
Lalu menggaris pasir-pasir di pantai mengenduskan bila
tanda-tanda tak lagi mati
Atau pulau ini tak kan pernah ada penghuni
Tapi bagaimana kau akan membagi nafas
Bila sesak menyebak Biru mengungkung haru
sedang hamparan masih sehijau lahan tuk bertanam
kenangan di sini telah bermukim
helaian pucuk ilalang, dan buliran bernas rumput-rumput padi
aku menanti kau di ujung pematang saat senja mulai merapat
di sela-sela dangau
Kita mengetuk, dan sejenak melengkapi temaram langit
dengan ungu dan merah muda
Biar saja bila lukisan tua itu masih menggantung
hanya sedikit debu dan selembut raih tangan
semua akan kembali terpajang dan menayang
Tentu, kita akan selalu begitu akrab dengan jajak
Mengenangkan saat angin dan rangkul di beranda
dan petikan puisi cinta menghinggap
terlipat rapi di buku-buku hari
hingga mentari kembali tersenyum
mengaltarkan serangkai mimpi yang masih terpesankan
Dalam lelap dan jejak sejenak gemuruh riuh telah terjinakkan.
Minggu, 08 April 2012
by. Dinda Arnelia Syahtifa
diatas ranting pagi
ketika embun bening meneteskan butiran kasih
mengurai kesejukan kedalam lembaran hati
tatkala berkisah tentang cinta lewat nyanyian
mentari pagi..
Aku rindu...
pada setiap tembang ladang di hamparan
musim semi
Pada saat bunga-bunga menaburkan selaksa wangi
Dan memahatkan pesonanya didalam lembaran mimpi
Seiring kicauan merdu di bibir semesta hari..
Aku rindu...
pada setiap tarian rumput dipadang sunyi
dikala semilir waktu meniupkan damai kasih
Yang mengalunkan kidung hening
kedalam sanubari
mengisahkan tentang senja dibukit hijau tak bertepi
by ,Dinda Arnelia Syahtifa
AKU by. Salju Kemayoe
Aku berteriak..
aku bisa tegar..
aku pasti bisa melupakan dirimu..
tapi ternyata...
aku lelah...
aku tak bisa melepas bayangmu..
mungkin diamku seribu bahasa..
menahan cinta..
yang kian bergelora di dada..
rinduku tak bisa kubasuh..
sayangku tak bisa kubuang
aku...aku benar-benar masih sayang
kau seorang...
by. salju kemayoe
aku bisa tegar..
aku pasti bisa melupakan dirimu..
tapi ternyata...
aku lelah...
aku tak bisa melepas bayangmu..
mungkin diamku seribu bahasa..
menahan cinta..
yang kian bergelora di dada..
rinduku tak bisa kubasuh..
sayangku tak bisa kubuang
aku...aku benar-benar masih sayang
kau seorang...
by. salju kemayoe
CINTA NAMUN TAK MEMILIKI by. Budhi Muliansyah
Masih membayang jelas dalam ingat
sebelum pisah merenggut cinta kita
Senja itu kita jalan bersisian dalam diam
Sementara gaduh mengembara di belantara hati kita
Sayang...
maafkan aku, hanya itu yang terucap dari bibirmu
disenja yang mengharu..
Tiada pernah sedikitpun terbesit dibenakku
tentang cinta yang berujung pada titik beku
Tentang cinta yang tak dapat menyatu
ketika aku ingin merengkuhnya..
Kita telah lama bersama sebiduk berdua
arungi laut biru
Kamu adalah aku dan aku adalah kamu
Kita satu hati satu rasa
terajut dalam benang-benang kasih yang telah
kita sulam menjadi lambaran-lembaran kain
lalu kita beri nama cinta..
Tetapi mengapa dinding itu begitu menjulang
begitu kuat dan kokoh menyekat memisahkan
rindu dan cinta kita, mengapa..? entahlah...
Cinta kita tak bertepi tak menyampai ke ujungnya
Meski kita seiring dan sejalan dalam langkah
namun takdir memisahkan cinta kita..
Sayang...
air mata ini sudah terlalu banyak menetes
hingga mencipta sebuah telaga
Mari sini sayang kita memanjatkan doa
berserah kepadaNya..
Semoga kelak kita dapat bersama-sama
menjaga dan merawat sekuntum mawar merah
yang tumbuh dihalaman rumah kita.
by. budhi muliansyah
sebelum pisah merenggut cinta kita
Senja itu kita jalan bersisian dalam diam
Sementara gaduh mengembara di belantara hati kita
Sayang...
maafkan aku, hanya itu yang terucap dari bibirmu
disenja yang mengharu..
Tiada pernah sedikitpun terbesit dibenakku
tentang cinta yang berujung pada titik beku
Tentang cinta yang tak dapat menyatu
ketika aku ingin merengkuhnya..
Kita telah lama bersama sebiduk berdua
arungi laut biru
Kamu adalah aku dan aku adalah kamu
Kita satu hati satu rasa
terajut dalam benang-benang kasih yang telah
kita sulam menjadi lambaran-lembaran kain
lalu kita beri nama cinta..
Tetapi mengapa dinding itu begitu menjulang
begitu kuat dan kokoh menyekat memisahkan
rindu dan cinta kita, mengapa..? entahlah...
Cinta kita tak bertepi tak menyampai ke ujungnya
Meski kita seiring dan sejalan dalam langkah
namun takdir memisahkan cinta kita..
Sayang...
air mata ini sudah terlalu banyak menetes
hingga mencipta sebuah telaga
Mari sini sayang kita memanjatkan doa
berserah kepadaNya..
Semoga kelak kita dapat bersama-sama
menjaga dan merawat sekuntum mawar merah
yang tumbuh dihalaman rumah kita.
by. budhi muliansyah
SAJAK SEBELUM LELAP by. Fahrul Yazi
"sajak sebelum lelap"
Tiriskan segala bentuk kesibukan..
Saatnya sadar kusandarkan..
Bersama sunyi..
Basuh lelah yang perlahan..
Oleh tenang..
Damai dan anggunnya..
Pesona malamku..
Padamu khayal..
Mohon sediakan..
Aku keindahan..
Hangatkan mimpi..
yang akan aku kenakan..
by. Fahrul Yazi
Tiriskan segala bentuk kesibukan..
Saatnya sadar kusandarkan..
Bersama sunyi..
Basuh lelah yang perlahan..
Oleh tenang..
Damai dan anggunnya..
Pesona malamku..
Padamu khayal..
Mohon sediakan..
Aku keindahan..
Hangatkan mimpi..
yang akan aku kenakan..
by. Fahrul Yazi
AKU PERNAH BERKATA by. Budi Riyanto
Dulu...aku pernah berkata,
padamu mungkin kau tak akan lupa
bahwa aku tak sejahat yang kau kira..
kadang mungkin nampak kau
ku liar tapi sungguh aku tak seliar kiramu..
aku hanyalah sebutir debu yang terhempas
terbang di langit tanpa batas..
karena aku bukanlah apa-apa
dan juga bukan siapa-siapa
dan tanpa makna..ketika telah
kau abaikan aku..
Hanya tinggal renungku..
adaku tanpa tanpa sedikitpun
karena aku hanyalah debu
yang menyakiti indah matamu..
dan masihkah kau ingat semua itu..?
Bahwa aku juga pernah berkata
pintakan maaf atas semua salahku
yang ternyata aku masih selalu salah
dan salah lagi..
hingga menumpuk menjulang tinggi
salahku menjilat langit
hanyalah debu adaku
walau lembut tapi sakit sangat
ketika menusuk mata..
dan terlukaikah kau hingga abaikan adaku..?
aahhh sungguh aku tak pahami akan semua ini
abaikan..abaikan saja adaku..
jika itu hanya akan mengganggu langkahmu
niatku tak sejahat kiramu
aku hanya temanimu melangkah..
walau hanya sebatas bayang-bayangmu..
segala itu hanya menjadi sebatas ilusi
yang sengaja ku simpan
dalam-dalam di dalam benakku yang
paling dalam adaku hanyalah sebagai
penghalang langkahmu
bisa ku kini hanyalah merenung dan merenung
ketika memaknai hidup seakan tak berarti
sama sekali.. jejak langkah kakiku
mungkinkah telah kau hapus...
dan hilang tak berbekas lagi...? tak apalah...
by. budi riyanto
padamu mungkin kau tak akan lupa
bahwa aku tak sejahat yang kau kira..
kadang mungkin nampak kau
ku liar tapi sungguh aku tak seliar kiramu..
aku hanyalah sebutir debu yang terhempas
terbang di langit tanpa batas..
karena aku bukanlah apa-apa
dan juga bukan siapa-siapa
dan tanpa makna..ketika telah
kau abaikan aku..
Hanya tinggal renungku..
adaku tanpa tanpa sedikitpun
karena aku hanyalah debu
yang menyakiti indah matamu..
dan masihkah kau ingat semua itu..?
Bahwa aku juga pernah berkata
pintakan maaf atas semua salahku
yang ternyata aku masih selalu salah
dan salah lagi..
hingga menumpuk menjulang tinggi
salahku menjilat langit
hanyalah debu adaku
walau lembut tapi sakit sangat
ketika menusuk mata..
dan terlukaikah kau hingga abaikan adaku..?
aahhh sungguh aku tak pahami akan semua ini
abaikan..abaikan saja adaku..
jika itu hanya akan mengganggu langkahmu
niatku tak sejahat kiramu
aku hanya temanimu melangkah..
walau hanya sebatas bayang-bayangmu..
segala itu hanya menjadi sebatas ilusi
yang sengaja ku simpan
dalam-dalam di dalam benakku yang
paling dalam adaku hanyalah sebagai
penghalang langkahmu
bisa ku kini hanyalah merenung dan merenung
ketika memaknai hidup seakan tak berarti
sama sekali.. jejak langkah kakiku
mungkinkah telah kau hapus...
dan hilang tak berbekas lagi...? tak apalah...
by. budi riyanto
SEBAB PUISI by. Refdinal Kelana Mimpi
sebab puisi
sebab puisi, bola itu menggelinding jadi hamparan
Hutan yang tersangkut di ubun-ubun kepala,
angin yang bertiup di cerobong hembusan nafas,
hingga laut yang menggelora setiap kali kau berkata.
Disinilah awal permukiman itu terjadi
Lukisan bait-bait cinta, hingga derama itupun berlanjut
menapak langkah di gurun-gurun sepi.
Sebab puisi adalah irama musik silih berganti
tut-tut yang selalu kita tekan dawai-dawai yang selalu
kita petik, hingga tarian hujan menggeliat di riuh-riuh
tak bertuan.
Kisah-kisah pencarianpun bertemu mengurai babak-babak baru
Perkwinan bunga, perburuan perawan rimba,
persembunyian kala badai menelusuk di celah-celah goa.
Hingga sepercik darah tertumpah untuk yang pertama.
Sebab puisi orang-orangpun berjalan mencari wajah
beribu topeng dikenakan dan di pasang melintasi
bintang-bintang
masih saja puisi tak mampu kau sembunyikan
ketika arah mata pena tertikam di terminal persinggahan
Ia akan menggelepar bagai bayi yang baru di lahirkan
sepekik jerit tangis di tengah suara-suara tawa tak berkepala
Sebab puisi juga ketukan tanga-tangan kasihNya
semoga kita mendengarkannya.
by. Refdinal Kelana Mimpi
sebab puisi, bola itu menggelinding jadi hamparan
Hutan yang tersangkut di ubun-ubun kepala,
angin yang bertiup di cerobong hembusan nafas,
hingga laut yang menggelora setiap kali kau berkata.
Disinilah awal permukiman itu terjadi
Lukisan bait-bait cinta, hingga derama itupun berlanjut
menapak langkah di gurun-gurun sepi.
Sebab puisi adalah irama musik silih berganti
tut-tut yang selalu kita tekan dawai-dawai yang selalu
kita petik, hingga tarian hujan menggeliat di riuh-riuh
tak bertuan.
Kisah-kisah pencarianpun bertemu mengurai babak-babak baru
Perkwinan bunga, perburuan perawan rimba,
persembunyian kala badai menelusuk di celah-celah goa.
Hingga sepercik darah tertumpah untuk yang pertama.
Sebab puisi orang-orangpun berjalan mencari wajah
beribu topeng dikenakan dan di pasang melintasi
bintang-bintang
masih saja puisi tak mampu kau sembunyikan
ketika arah mata pena tertikam di terminal persinggahan
Ia akan menggelepar bagai bayi yang baru di lahirkan
sepekik jerit tangis di tengah suara-suara tawa tak berkepala
Sebab puisi juga ketukan tanga-tangan kasihNya
semoga kita mendengarkannya.
by. Refdinal Kelana Mimpi
Jumat, 06 April 2012
by. Pelangi Senja
Syimponi terdengar sendu..
Di antara gerimis malam..
Mengalun piluh senada hati ku..
Betapa sunyi di malam ini..
Di sini aku sendiri..
Tanpa belahan jiwaku..
Angin malam bisikan padanya..
Tetaplah setia menungguku..
Di dalam hati kecil ini..
Hanya ada engkau..
Mutiara belahan jiwaku..
Di dalam sanubariku..
Hanya namamu terukir...kekasihku...
by. Pelangi Senja
Di antara gerimis malam..
Mengalun piluh senada hati ku..
Betapa sunyi di malam ini..
Di sini aku sendiri..
Tanpa belahan jiwaku..
Angin malam bisikan padanya..
Tetaplah setia menungguku..
Di dalam hati kecil ini..
Hanya ada engkau..
Mutiara belahan jiwaku..
Di dalam sanubariku..
Hanya namamu terukir...kekasihku...
by. Pelangi Senja
Ketika rembulan tertutup malam by. Budi Riyanto
Aku kembali mengundangmu
dengan berbekal sedikit lamunan..
Tentang riak pantai malam itu
tentang camar yang telah patah sayapnya..
tentang rindang pepohonan nyiur
yang mengalun di belai angin..
Aku teringat merindumu,,
bahwa jalan itu pernah kita jalin..
Sepi temaram rembulan berselimut awan
jauh adamu tak tampak lagi olehku..
Maaf aku sedikit merindumu
karena pernah adamu disampingku..
Berjalan searah dalam langkah khayalan..
riak malam pantai ini..
Semilir hembuskan kisah
yang tercecer di atas pasir...pantai ini...
Maaf malam ini aku sedikit merindumu
akan kisah yang telah kau usaikan...
by. budi riyanto
dengan berbekal sedikit lamunan..
Tentang riak pantai malam itu
tentang camar yang telah patah sayapnya..
tentang rindang pepohonan nyiur
yang mengalun di belai angin..
Aku teringat merindumu,,
bahwa jalan itu pernah kita jalin..
Sepi temaram rembulan berselimut awan
jauh adamu tak tampak lagi olehku..
Maaf aku sedikit merindumu
karena pernah adamu disampingku..
Berjalan searah dalam langkah khayalan..
riak malam pantai ini..
Semilir hembuskan kisah
yang tercecer di atas pasir...pantai ini...
Maaf malam ini aku sedikit merindumu
akan kisah yang telah kau usaikan...
by. budi riyanto
TENTANG RINDU by . Boy Refa Redo
Berbuku-buku sudah aku menulis kisah,
tentang kamu, tentang rindu dan tentang air mata..
Seperti hari ini aku hanya ingin menulis tentang rindu,
tanpa ada deraian air mata yang menetes diranum rona...
Sejelaga rindu ini sudah seperti air bah
Dia memenuhi sungai-sungai melimpah ruah menumpah
ke segala arah..
Lalu mengumpul disuatu tempat terendah
yang berujung pada titik resah dan gelisah...
Inilah rindu yang akan kutulis pada sebuah dinding waktu,
Aku berharap sebelum senja nanti kau sudah membacanya..
Rindu ini rindu yang sama
seperti rindu yang sudah-sudah
Namun dirimulah yang membuatnya beda
Dan rindu ini hanya untukmu semata.. Sungguh...
by. budhi muliansyah
tentang kamu, tentang rindu dan tentang air mata..
Seperti hari ini aku hanya ingin menulis tentang rindu,
tanpa ada deraian air mata yang menetes diranum rona...
Sejelaga rindu ini sudah seperti air bah
Dia memenuhi sungai-sungai melimpah ruah menumpah
ke segala arah..
Lalu mengumpul disuatu tempat terendah
yang berujung pada titik resah dan gelisah...
Inilah rindu yang akan kutulis pada sebuah dinding waktu,
Aku berharap sebelum senja nanti kau sudah membacanya..
Rindu ini rindu yang sama
seperti rindu yang sudah-sudah
Namun dirimulah yang membuatnya beda
Dan rindu ini hanya untukmu semata.. Sungguh...
by. budhi muliansyah
MAAF AKU KANGEN by. Budi Riyanto
Senja telah menepi sudah,,,
temaram malam mengantar gelap dalam dudukku diam mencatat...
maaf aku kangen...
kepul-kepul asap putih racun paru-paru teman setia lamunku
tak kuasa usir bayangmu...untuk menghilang
Maaf aku kangenimu...
jejak bayangmu terlalu membekas...walau hilang kini sudah
menghilang entah kemana...
Maaf aku kangenimu sungguh...
Dan malam kian merayap...
mengharap mimpi malam nanti
maaf aku kangenimu...sungguh hari ini...
by.Budi Riyanto
temaram malam mengantar gelap dalam dudukku diam mencatat...
maaf aku kangen...
kepul-kepul asap putih racun paru-paru teman setia lamunku
tak kuasa usir bayangmu...untuk menghilang
Maaf aku kangenimu...
jejak bayangmu terlalu membekas...walau hilang kini sudah
menghilang entah kemana...
Maaf aku kangenimu sungguh...
Dan malam kian merayap...
mengharap mimpi malam nanti
maaf aku kangenimu...sungguh hari ini...
by.Budi Riyanto
Minggu, 01 April 2012
SAHABAT HATI by. budhi muliansyah
Baitbait rindu mengumbar
pada hening bola matamu
Menyentuh dindingdinding jiwa
Yang meresap kerelung terdalam
Untukmu yang kusebut
sahabat hati
Sejatimu adalah hal indah
dalam persahabatan
Tutur santu dan ikhlasmu
penyejuk bagi jiwa gersangku
Aku rindu pada malammalam
Ketika kita memanah rembulan
dengan busur yang sama
DAn kau adalah purnama
penerang dimalam kelamku
Sahabat hati..
untuk namamu selalu ada
diruang rinduku
Aku dan kamu bagaikan
sepasang bola mata tak terpisahkan .
by. budhi muliansyah
pada hening bola matamu
Menyentuh dindingdinding jiwa
Yang meresap kerelung terdalam
Untukmu yang kusebut
sahabat hati
Sejatimu adalah hal indah
dalam persahabatan
Tutur santu dan ikhlasmu
penyejuk bagi jiwa gersangku
Aku rindu pada malammalam
Ketika kita memanah rembulan
dengan busur yang sama
DAn kau adalah purnama
penerang dimalam kelamku
Sahabat hati..
untuk namamu selalu ada
diruang rinduku
Aku dan kamu bagaikan
sepasang bola mata tak terpisahkan .
by. budhi muliansyah
by. Pelangi Senja
Semoga indah mimpimu
malam ini..
Dalam buaian karunia-Nya..
Mimpikan aku yang saat ini..
Terus ukir indah namamu..
Disini..
Diantara semilir angin..
Begitu kau kurindukan..
Biar malam terus mengelam..
Kubingkai asa bersama doa..
Kubias cinta diantara bintang..
Meski rembulan dibalik awan..
Kau tetap selalu kunantikan..
Disini..
Di dermaga hati yang sunyi ..
by. Pelangi Senja
malam ini..
Dalam buaian karunia-Nya..
Mimpikan aku yang saat ini..
Terus ukir indah namamu..
Disini..
Diantara semilir angin..
Begitu kau kurindukan..
Biar malam terus mengelam..
Kubingkai asa bersama doa..
Kubias cinta diantara bintang..
Meski rembulan dibalik awan..
Kau tetap selalu kunantikan..
Disini..
Di dermaga hati yang sunyi ..
by. Pelangi Senja
NYANYIAN RINDU by. Dinda Arnelia Syahtifa
Rasa ini nyanyianku
tembang merdu yang
bersenandung saat hati rindu
indah setiap liriknya menikam kalbu
Lebih indah dari tembang
samudra biru..
Rasanya ingin kuceritakan
Namun pada siapa mesti
kukatakan...
Lagu ini adalah tembang syahdu
dikedalaman
Lirikliriknya mengisahkan
tentang jiwa yang merindu..
Ingin kusampaikan
tapi angin manakah yang
dapat mewartakan...
Sedang musim selalu
mencabik indah impian
Hingga terdiam semua bahasa
dikeheningan .
by. dinda arnelia syahtifa
tembang merdu yang
bersenandung saat hati rindu
indah setiap liriknya menikam kalbu
Lebih indah dari tembang
samudra biru..
Rasanya ingin kuceritakan
Namun pada siapa mesti
kukatakan...
Lagu ini adalah tembang syahdu
dikedalaman
Lirikliriknya mengisahkan
tentang jiwa yang merindu..
Ingin kusampaikan
tapi angin manakah yang
dapat mewartakan...
Sedang musim selalu
mencabik indah impian
Hingga terdiam semua bahasa
dikeheningan .
by. dinda arnelia syahtifa
IBU by. Conella Poetri
IBU
bersimpuh dikakimu
kaki lusuh dan berdebu
demi perjuanganmu
menghantarkan kami
pada mimpimimpi biru
IBU
ku basuh kakimu
dengan netra yang merindu
air mata adalah doamu
rengkuhmu adalah kekuatanku
IBU
mencium kakimu
hantarkan kasih yang tiada jemu
meraih surga ditelapak kakimu
padamu IBU, I LOVE YOU .
by. Canolla poetri
bersimpuh dikakimu
kaki lusuh dan berdebu
demi perjuanganmu
menghantarkan kami
pada mimpimimpi biru
IBU
ku basuh kakimu
dengan netra yang merindu
air mata adalah doamu
rengkuhmu adalah kekuatanku
IBU
mencium kakimu
hantarkan kasih yang tiada jemu
meraih surga ditelapak kakimu
padamu IBU, I LOVE YOU .
by. Canolla poetri
by. Amri JO
Kau luluh lantakkan dinding fata morgana rinduku..
senyawa cinta dan nafsu yang mengubah partikel
sepi menjadi mimpi.
Imanku berang ditepi janji janjimu,
yang kau pahat ketika aku terlena
oleh darah cintamu..
kau..lidah yang fasih melafazkan asmara.
Diamdiam..ketika janin cinta itu adalah embrio
dari hasrat sumpahmu..
engkau begiutu saja menghilang tanpa
pamit pada ilalang.
sebongkah dendam telah kau ciptakan.
lalu...2/3 dari hidupku adalah kegalauan
dan 1/3nya adalah penantian.
Kini, tertatih tatih aku melawan sepi
Terkubur dikubangan bayangbayang janji.
99.mdn
by. Amri JO
senyawa cinta dan nafsu yang mengubah partikel
sepi menjadi mimpi.
Imanku berang ditepi janji janjimu,
yang kau pahat ketika aku terlena
oleh darah cintamu..
kau..lidah yang fasih melafazkan asmara.
Diamdiam..ketika janin cinta itu adalah embrio
dari hasrat sumpahmu..
engkau begiutu saja menghilang tanpa
pamit pada ilalang.
sebongkah dendam telah kau ciptakan.
lalu...2/3 dari hidupku adalah kegalauan
dan 1/3nya adalah penantian.
Kini, tertatih tatih aku melawan sepi
Terkubur dikubangan bayangbayang janji.
99.mdn
by. Amri JO
TANPA JUDUL by. Kanaya Mahameru
...sembilu luka tertanam dihati
menjalar keseluruh urat nadi
yang deras seiring aliran darah
kian membelit
kian mencekik
erat...
ingin dan ingin
kuenyahkan luka ini
namun hanya sesaat
kala otak ini teringat
seakan mendidih darah ini
..semoga masih ada
obat untuk lukaku
aku yakin dangan hati ini
selalu yakin akan kasih ...
by. Kanaya Mahameru
menjalar keseluruh urat nadi
yang deras seiring aliran darah
kian membelit
kian mencekik
erat...
ingin dan ingin
kuenyahkan luka ini
namun hanya sesaat
kala otak ini teringat
seakan mendidih darah ini
..semoga masih ada
obat untuk lukaku
aku yakin dangan hati ini
selalu yakin akan kasih ...
by. Kanaya Mahameru
PRASASTI by.Fendy Saragih Latteunk-Mullofullove
Mungkin perjalananku tak singgah dihatimu
namun tetap kuukir sebuah prasasti,
barangkali saat luang waktumu
sempat kau jenguk sejenak,
ku tak berharap kau sudi
sekedar menyapu debunya
tapi semoga sempat memandangnya dari kejauhan,
prasasti yang kuukir adalah
tentang setitik cahaya pudar
yang tak mampu bersinar,
sebuah titik binar layu yang tak memiliki tempat
Mungkin aku salah berjalan ketepi hatimu
namun aku tidak tersesat menapakkan harapan
lalu ketika prasasti ini kutancapkan,
aku manghitung jarak antara hatimu
dengan mimpiku.
perjalananku mangkin tak berakhir dihatimu
tapi prasasti ini adalah tanda untuk mengenang
sepengkal kisah bahwa aku pernah didekatmu.
sebuah persasti yang kuukir adalah
tentang bunga yang tak sempat mekar dihatiku,
sebentuk cinta yang tak memiliki tempat
-fendy in love-
by. Fendy Saragih Latteunk-Mullofullove
namun tetap kuukir sebuah prasasti,
barangkali saat luang waktumu
sempat kau jenguk sejenak,
ku tak berharap kau sudi
sekedar menyapu debunya
tapi semoga sempat memandangnya dari kejauhan,
prasasti yang kuukir adalah
tentang setitik cahaya pudar
yang tak mampu bersinar,
sebuah titik binar layu yang tak memiliki tempat
Mungkin aku salah berjalan ketepi hatimu
namun aku tidak tersesat menapakkan harapan
lalu ketika prasasti ini kutancapkan,
aku manghitung jarak antara hatimu
dengan mimpiku.
perjalananku mangkin tak berakhir dihatimu
tapi prasasti ini adalah tanda untuk mengenang
sepengkal kisah bahwa aku pernah didekatmu.
sebuah persasti yang kuukir adalah
tentang bunga yang tak sempat mekar dihatiku,
sebentuk cinta yang tak memiliki tempat
-fendy in love-
by. Fendy Saragih Latteunk-Mullofullove
AIR by. Iva Yuli
Wahai engkau...
Sebutir biji bunga hati..
dengarkanlah gemericik syairku
dan pandanglah jernihku..
Aku adalah air dimana kau
mengapung ngapung dan
timbul tenggelam
Leluhurku gununggunung
dan istanaku samudra dalam
Kau kelana huluku hingga muara
kurendam keras kulitmu
hingga terkelupas warnamu
kubenturkan dibatubatu
hingga terdengar fatwamu
Dan kuhanyutkan rasamu
hingga muara payauku
Inilah saatnya..
Kupapah bulatmu
dengan lembut riakku
Agar kau menepi pada
tanah tumbuhmu lagi
by. Iva yuli
Sebutir biji bunga hati..
dengarkanlah gemericik syairku
dan pandanglah jernihku..
Aku adalah air dimana kau
mengapung ngapung dan
timbul tenggelam
Leluhurku gununggunung
dan istanaku samudra dalam
Kau kelana huluku hingga muara
kurendam keras kulitmu
hingga terkelupas warnamu
kubenturkan dibatubatu
hingga terdengar fatwamu
Dan kuhanyutkan rasamu
hingga muara payauku
Inilah saatnya..
Kupapah bulatmu
dengan lembut riakku
Agar kau menepi pada
tanah tumbuhmu lagi
by. Iva yuli
DARI SEORANG IBU DEMONSTRAN by. Refdinal Kelana Mimpi
Kejalan anakku
begitu angin membawa saat kulepas didepan pintu
bila gerbang kampus telah dikunci, diktat dan
bukubuku tak lagi setajam belati
gejolak gelegar magma membuncah tak tahankan lagi
melangkahlah menyikap paredilan nurani
Bacakanlah didiam kata tak menyuara
Negri yang terbelah, segelimang berfoya
sanggahana para penguasa, karena lelap
terbuai harta dan tahta
Segelimang terseok tatih menyeret nasib
untuk segenggam nasi bersua
Menjerit nenembus langit tanpa suara
Kejalan anakku
Perlahan kau telah mengerti semua
selalu begitu bila kebijakan dan obral janji membatu
Mereka menyauk sisa disekarat tetes darah jelata
untuk ditransfusi para koruptor yang sesaat sekarat
saat diperiksa lalu, kembali tertawa bersama
karena telah dilupa
Bercerminlah dijejak senior para pendahulumu
menghimpunlah bila lukaluka papa semakin menganga
jangan sekali pernah mengharap bintang jasa
cukuplah bila lusuh kaki yang berlumpur
legam kulit bermandi matahari
ketika pulang masih bisa tersenyum
bila hargaharga tak membumbung
Kejalan anakku
bila sealiran darah dinadimu harus tumpah
Ibu merela secabik perban atau kafan siap dirumah
by. Refdinal Kelana Mimpi
begitu angin membawa saat kulepas didepan pintu
bila gerbang kampus telah dikunci, diktat dan
bukubuku tak lagi setajam belati
gejolak gelegar magma membuncah tak tahankan lagi
melangkahlah menyikap paredilan nurani
Bacakanlah didiam kata tak menyuara
Negri yang terbelah, segelimang berfoya
sanggahana para penguasa, karena lelap
terbuai harta dan tahta
Segelimang terseok tatih menyeret nasib
untuk segenggam nasi bersua
Menjerit nenembus langit tanpa suara
Kejalan anakku
Perlahan kau telah mengerti semua
selalu begitu bila kebijakan dan obral janji membatu
Mereka menyauk sisa disekarat tetes darah jelata
untuk ditransfusi para koruptor yang sesaat sekarat
saat diperiksa lalu, kembali tertawa bersama
karena telah dilupa
Bercerminlah dijejak senior para pendahulumu
menghimpunlah bila lukaluka papa semakin menganga
jangan sekali pernah mengharap bintang jasa
cukuplah bila lusuh kaki yang berlumpur
legam kulit bermandi matahari
ketika pulang masih bisa tersenyum
bila hargaharga tak membumbung
Kejalan anakku
bila sealiran darah dinadimu harus tumpah
Ibu merela secabik perban atau kafan siap dirumah
by. Refdinal Kelana Mimpi
PERI KECIL DIPINGGIRAN by.Iskandar Muda
Polos dan periang
kesanku melihatmu disudut siang
gadis kecil berbalut lusuh
dengan kaki telanjang
Langit membentang
memayungimu siang dan malam
gadis kecil disudut jalan
menari diatas trotoar
Tanpa beban kaupun melenggang
kangkung dikeramaian
ditengah hiruk pikuk dan lalu lalang
diantara gedunggedung pencakar langit
diangkuhnya ibu kota
Gadis kecil diatas trotoar
engkau bagai goresan kelam
diindahnya lukisan
dimegahnya kehidupan
penguasa perantai keadilan
Gadis kecil yang menari diatas trotoar
korban keserakahan, ketidak adilan,
dan kesenjangan sosial serta
kemerosotan moral
by. iskandar muda
kesanku melihatmu disudut siang
gadis kecil berbalut lusuh
dengan kaki telanjang
Langit membentang
memayungimu siang dan malam
gadis kecil disudut jalan
menari diatas trotoar
Tanpa beban kaupun melenggang
kangkung dikeramaian
ditengah hiruk pikuk dan lalu lalang
diantara gedunggedung pencakar langit
diangkuhnya ibu kota
Gadis kecil diatas trotoar
engkau bagai goresan kelam
diindahnya lukisan
dimegahnya kehidupan
penguasa perantai keadilan
Gadis kecil yang menari diatas trotoar
korban keserakahan, ketidak adilan,
dan kesenjangan sosial serta
kemerosotan moral
by. iskandar muda
Langganan:
Postingan (Atom)